infohalal

Apakah KitKat Jepang Halal? Ini Dia Jawabannya!

August 10, 2025
Penulis
annisa hapsari
Isi Artikel

Apakah KitKat Jepang Halal? Ini Dia Jawabannya!

(blibli.com)

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Jepang, pasti familiar sama satu camilan legendaris yang sering jadi oleh-oleh favorit khas negeri sakura, yaitu KitKat Jepang. Bedanya dengan KitKat di negara lain, versi Jepang terkenal karena punya puluhan varian rasa unik yang tidak akan kamu temukan di Indonesia. Mulai dari matcha, cheesecake, strawberry, sampai rasa-rasa “nyeleneh” seperti wasabi, sweet potato, atau sake.

Buat wisatawan Muslim, melihat rak KitKat warna-warni di bandara atau supermarket Jepang tentu sangat menggoda. Tapi di balik kemasan cantik dan rasa unik itu, muncul satu pertanyaan penting: Apakah KitKat Jepang halal?

Sayangnya, jawabannya tidak sesederhana “iya” atau “tidak”. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum memutuskan untuk membeli KitKat di Jepang. Mulai dari bahan-bahan yang digunakan, kemungkinan adanya alkohol atau mirin, sampai sertifikasi halal yang (masih) jarang ditemukan pada KitKat Jepang perlu menjadi perhatian.

Nah, artikel ini akan membahas semuanya secara lengkap, supaya kamu bisa lebih hati-hati sebelum memutuskan untuk membeli KitKat saat sedang liburan ke Jepang. 

Apakah KitKat Jepang Bersertifikat Halal?

Status Sertifikasi Halal KitKat Jepang

(https://livejapan.com/)

Buat kamu yang sudah terbiasa makan KitKat di Indonesia, kamu mungkin berpikir semua KitKat itu sama saja. Padahal faktanya, KitKat yang diproduksi di Jepang berbeda dari KitKat yang diproduksi di Indonesia atau Malaysia, baik dari pabrik, pemasok bahan, hingga proses produksinya.

Di Indonesia dan Malaysia, KitKat sudah mendapatkan sertifikasi halal resmi dari MUI dan JAKIM. Artinya, semua bahan dan prosesnya diawasi agar sesuai dengan standar halal. Sementara di Jepang, Nestlé belum secara menyeluruh mengajukan sertifikasi halal untuk seluruh lini produknya. Ada beberapa edisi khusus yang dibuat untuk pasar Muslim, tapi jumlahnya sangat terbatas dan biasanya hanya tersedia di toko-toko tertentu (bukan di supermarket umum atau bandara).

Kenapa sertifikasi ini penting? Sertifikasi halal menjamin tidak ada bahan haram (seperti alkohol, babi, atau turunan hewan yang tidak disembelih sesuai syariat). Tak hanya itu, proses produksinya juga diawasi agar tidak terkontaminasi bahan non-halal, bahkan di peralatan yang digunakan. Tanpa sertifikasi, kita tidak bisa memastikan kedua hal ini.

Bahan-Bahan yang Perlu Diperhatikan

Masalah utama pada KitKat Jepang ada pada komposisi bahannya. Berikut detail bahan yang sering jadi pertanyaan:

(https://kumparan.com/)
  • Emulsifier
    Ini adalah pengemulsi yang membuat lemak dan air bercampur sempurna, menghasilkan tekstur cokelat yang lembut. Sumbernya bisa dari minyak nabati (aman) atau lemak hewan (berisiko haram jika hewan tidak disembelih sesuai syariat). Di Jepang, label biasanya hanya mencantumkan “emulsifier” tanpa asal-usulnya.
  • Alkohol (Ethanol)
    Beberapa varian KitKat Jepang mengandung alkohol, terutama di varian rasa premium seperti matcha, sake, atau fruit liquor. Alkohol ini digunakan sebagai pelarut atau penguat aroma. Meski kadarnya kecil, makanan ini tetap tidak halal menurut mayoritas ulama.
  • Flavoring
    “Natural flavor” dan “artificial flavor” bisa berasal dari bahan nabati, hewani, atau alkohol. Tanpa keterangan detail dari produsen, sumbernya sulit dipastikan.
  • Gelatin
    Umumnya dipakai di produk permen atau isian chewy, tapi bisa muncul di beberapa varian KitKat dengan tekstur khusus. Gelatin yang berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih halal tentu dilarang.

Varian yang Perlu Dihindari

Beberapa rasa KitKat Jepang memang sengaja dibuat untuk merepresentasikan kuliner Jepang yang otentik. Sayangnya, ini termasuk minuman beralkohol. Contoh:

  • Sake (日本酒): mengandung alkohol dari beras.
  • Umeshu (梅酒): wine dari buah plum.
  • Matcha Sake: kombinasi teh hijau dan sake.
  • Yamazaki Whiskey: varian beraroma whiskey.
  • Rum Raisin: kismis direndam dalam rum.

Bahkan varian matcha pun tidak semuanya aman. Beberapa versi premium mencampurkan mirin untuk memperkuat aroma dan rasa manisnya.

Tips Mengenali KitKat yang Aman untuk Muslim Traveler

Menemukan KitKat yang halal di Jepang itu tergolong sulit bagi wisatawan muslim. Dari luar, semua kemasannya terlihat menggiurkan, karena desainnya cantik, bungkusnya warna-warni dengan gambar menarik, dan rasa-rasa unik yang jarang ditemukan di Indonesia. Tetapi di balik itu, ada kewajiban sebagai muslim untuk memastikan bahwa camilan ini benar-benar aman untuk dikonsumsi tanpa melanggar prinsip halal. 

Masalahnya, KitKat Jepang jarang mencantumkan informasi halal secara jelas di kemasan, dan penjelasan bahan kadang hanya dalam bahasa Jepang. Alhasil, jika tidak tahu cara membedakannya, kita bisa dengan mudah keliru memilih varian yang ternyata mengandung bahan haram. 

Nah, supaya kamu tetap bisa belanja dengan percaya diri dan menghindari drama salah beli oleh-oleh, berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu ikuti selama liburan di Jepang. 

1. Cari Versi Impor dari Negara Muslim

(https://www.nitalanaf.com/)

Cara paling aman adalah mencari KitKat yang bukan diproduksi di Jepang, melainkan di negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti di Indonesia atau Malaysia. Pasalnya, KitKat yang diproduksi di dua negara itu sudah memiliki sertifikat halal, sehingga kehalalannya terjamin. 

Satu hal yang membedakan KitKat produksi Indonesia dan Malaysia adalah varian rasanya. Varian rasa KitKat produksi Malaysia sering kali lebih banyak daripada Indonesia. Bahkan, ada varian rasa green tea halal, mocha, sampai cookies and cream

Namun, jika kamu masih ingin menemukan KitKat halal di Jepang, ada beberapa lokasi yang mungkin menjual KitKat halal, seperti: 

  • Toko Asia (Asian grocery store)
  • Supermarket besar di area dengan komunitas Muslim
  • Halal store di Tokyo, Osaka, Kyoto
  • Minimarket dekat masjid atau universitas

Biasanya versi impor punya label bahasa Inggris yang jelas dan logo halal di bagian belakang kemasan.

2. Baca Label Kemasan dengan Teliti

Bagi wisatawan muslim, ada satu skill wajib yang perlu dimiliki jika sedang traveling, yaitu membaca komposisi bahan saat hendak membeli produk makanan. Meski banyak tulisan dalam bahasa Jepang, beberapa istilah penting bisa kamu kenali. Perhatikan bahan-bahan  berikut saat melihat komposisi bahan pada kemasan: 

  • 酒 (sake): minuman beralkohol dari beras
  • リキュール (liquor): minuman beralkohol
  • みりん (mirin): bumbu manis beralkohol
  • ゼラチン (gelatin): bisa berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih halal
  • エタノール (ethanol): bentuk alkohol yang sering dipakai sebagai pelarut flavor

Kalau menemukan salah satu bahan ini, sebaiknya jangan dibeli. 

3. Pilih Rasa yang Netral dan Aman

Tidak semua KitKat Jepang berisiko. Ada beberapa varian yang relatif aman karena bahan-bahannya sederhana dan jarang memakai alkohol dan gelatin. 

Contohnya:

  • Dark Chocolate (Bitter). Biasanya hanya mengandung cocoa, gula, lemak nabati, dan emulsifier (tetap cek sumbernya).
  • Milk Chocolate. Versi klasik yang sederhana, tapi cek label untuk memastikan tidak ada liquor.
  • Almond Chocolate. Versi kacang yang umumnya aman.

Hindari rasa “unik” yang identik dengan minuman beralkohol atau dessert Jepang, seperti sake, umeshu, rum raisin, atau matcha premium yang sering diberi mirin.

4. Gunakan Aplikasi Pendeteksi Halal

Teknologi bisa jadi teman baikmu saat traveling. Aplikasi seperti Scan Halal, Halal Navi, atau Muslim Pro bisa memindai barcode produk dan memberi informasi dari database halal mereka. Walaupun tidak 100% akurat (karena update data bisa tertinggal), setidaknya ini membantu menyaring produk yang mencurigakan.

5. Simpan Daftar Varian “Aman” dan “Tidak Aman”

Kalau kamu sering ke Jepang atau punya teman yang suka nitip oleh-oleh, bikin catatan khusus tentang varian KitKat yang aman dan yang berisiko.
Misalnya:

  • Aman: Dark Chocolate, Almond Chocolate, Milk Chocolate klasik
  • Hindari: Sake, Umeshu, Matcha Sake, Yamazaki Whiskey, Rum Raisin

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot membaca label dari awal setiap kali belanja.

Alternatif KitKat Halal untuk Oleh-Oleh

Banyak wisatawan Muslim yang sebenarnya ingin membawa KitKat Jepang sebagai oleh-oleh, tapi ragu karena masalah kehalalan. Kabar baiknya, kamu tetap bisa memberikan “oleh-oleh KitKat” yang aman, bahkan dengan variasi rasa menarik, tanpa harus membeli versi Jepang yang statusnya belum jelas.

Berikut opsi yang bisa kamu pertimbangkan:

1. KitKat Produksi Indonesia

(https://www.flickr.com/)

KitKat buatan Indonesia sudah bersertifikat halal MUI. Ini tandanya, semua bahan baku dan proses produksi diawasi agar bebas dari bahan haram.

Varian yang tersedia memang tidak sebanyak varian di Jepang, tapi ada pilihan populer seperti Milk Chocolate, Dark Chocolate, Chunky, Cookies & Cream, dan varian seasonal yang kadang hadir di supermarket besar.

Buat paket hampers dengan berbagai varian, atau kombinasikan dengan camilan halal yang kamu beli di Jepang supaya terlihat lebih menarik.

2. KitKat Produksi Malaysia

(https://says.com/)

Nestlé Malaysia terkenal kreatif dalam membuat varian halal, dan semuanya diawasi oleh JAKIM, lembaga sertifikasi halal yang diakui internasional.

Berikut ini adalah beberapa varian populer dari KitKat Malaysia yang sudah bersertifikasi halal: 

  • Green Tea (tanpa mirin)
  • Mocha
  • Hazelnut
  • Cookies & Cream
  • Caramel Crisp

Rasanya unik dan mirip dengan beberapa varian Jepang, tapi tetap aman untuk Muslim. Kalau kamu mau membelinya di Jepang, kamu bisa menemukannya di beberapa halal store di Tokyo, Osaka, atau Kyoto. Kadang KitKat Malaysia juga tersedia di Asian grocery store atau minimarket sekitar masjid.

Kalau tahu akan ke Malaysia dulu sebelum Jepang, stok KitKat Malaysia untuk dibawa ke Jepang sebagai oleh-oleh yang aman dan halal agar tidak kesulitan mencari saat di Jepang. 

3. KitKat Impor Halal di Toko Jepang

Beberapa toko khusus di Jepang memang menjual KitKat halal impor dari Malaysia atau Indonesia. Lokasinya biasanya di kota besar dan dekat komunitas Muslim.

Kamu mungkin bisa menemukannya di: 

  • Nasco Halal Food yang berada di Tokyo
  • Halal Wagyu Yakiniku PANGA shop yang berada di Tokyo
  • Supermarket dekat Tokyo Camii Mosque
  • Toko Asia di Osaka dan Kyoto

Kelebihannya, kamu tetap bisa membeli KitKat halal saat sudah berada di Jepang. Kekurangannya, harga biasanya lebih mahal daripada di negara asal.

4. Pilih Cokelat Halal Lain Sebagai Alternatif

Kalau tidak menemukan KitKat yang aman dan jelas kehalalannya, masih banyak pilihan cokelat halal lain di Jepang. Meski bukan KitKat, cokelat alternatif ini juga punya rasa khas Jepang, jadi tetap terasa eksklusif untuk oleh-oleh dari Jepang. 

KitKat Jepang memang terkenal unik dan menggoda, tapi tidak semua aman untuk Muslim. Masalah utamanya adalah tidak adanya sertifikasi halal dan kemungkinan penggunaan bahan seperti alkohol, mirin, gelatin, atau emulsifier hewani.

Lebih baik menghindari KitKat Jepang yang belum jelas statusnya. Pilih yang sudah pasti halal supaya perjalanan liburan tetap nyaman dan hati tenang. Pasalnya, pada akhirnya, oleh-oleh terbaik adalah oleh-oleh yang bisa dinikmati tanpa rasa khawatir akan status kehalalannya.