infohalal

Biskuit Halal di Jepang: Rekomendasi, Tips, dan Produk yang Harus Dihindari

August 7, 2025
Penulis
annisa hapsari
Isi Artikel

Biskuit menjadi salah satu pilihan oleh-oleh populer dari Jepang karena variasinya yang unik. Ada yang rasa matcha, sakura, hingga kreasi musiman yang jarang ditemukan di negara lain. Kemasan yang cantik dan cita rasa yang khas membuat biskuit Jepang sering diburu wisatawan untuk dibawa pulang sebagai buah tangan.

Namun, bagi wisatawan Muslim, mencari biskuit yang benar-benar halal di Jepang bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyak produk pabrikan menggunakan bahan dari sumber non-halal yang tentu sangat tricky untuk turis Muslim. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa label komposisi pada kemasan, sehingga oleh-oleh yang dibawa pulang tidak hanya lezat dan menarik, tetapi juga sesuai dengan prinsip halal.

Biskuit Halal yang Bisa Dibeli dari Jepang

Meski tidak semua biskuit yang dijual di Jepang bisa dikonsumsi oleh wisatawan Muslim, ada beberapa biskuit yang sudah mengantongi sertifikat halal. Beberapa di antaranya: 

1. Ritz Crackers

(https://japacle.com/)

Ritz Crackers adalah salah satu jenis biskuit yang bisa kamu temukan di banyak negara. Sayangnya, tidak semua biskuit Ritz Crackers diproduksi secara halal. Hanya Ritz Crackers di beberapa negara saja yang sudah mengantongi sertifikat halal, salah satunya Jepang. 

Jadi, jika kamu sedang berada di Jepang dan ingin membeli biskuit halal, Ritz Crackers bisa menjadi salah satu pilihan biskuit yang bisa kamu beli. Pastikan untuk selalu memeriksa kemasannya terlebih dahulu dan temukan logo halal pada kemasan sebelum membeli, ya. 

2. Meiji Plain Crackers

Biskuit halal lain yang bisa kamu temukan di Jepang adalah Meiji Plain Crackers. Biskuit yang satu ini memiliki beberapa varian yang sudah tersedia dalam versi halal. Beberapa di antaranya adalah varian original, oat, dan wijen. 

Tak hanya itu, produk ini juga bebas gula dan lemak trans, sehingga bisa dinikmati secara langsung atau dipadukan dengan berbagai makanan lainnya. Menarik, kan?

3. Halal Matcha Cookies

(https://www.japaneid.com/)

Ada beberapa brand yang mengeluarkan produk halal matcha cookies di Jepang. Bagi wisatawan Muslim penggemar matcha, ini tentu menjadi salah satu pilihan biskuit yang menarik. Tidak sembarang halal, produk-produk ini umumnya sudah dilengkapi dengan sertifikat halal dari Nippon Asia Halal Association. 

Selain mengonsumsinya untuk diri sendiri, kamu juga bisa membelinya sebagai oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat Muslim yang suka matcha.  

4. Borboun Alfort 

(https://shopee.co.id/)

Meskipun perusahaan ini belum memiliki sertifikat halal, tetapi Borboun Alfort termasuk salah satu biskuit yang bisa kamu bawa sebagai oleh-oleh halal dari Jepang. Mengapa? Pasalnya, beberapa varian dari biskuit ini telah dipastikan halal pada tahun 2015. 

Namun, sebelum membeli biskuit yang terbuat dari tepung gandum dan bubuk cokelat ini, pastikan kamu membeli varian yang benar. Pasalnya, tidak semua varian Borboun Alfort ini sudah halal. Itu tandanya, ada varian yang masih mengandung bahan non-halal. 

Tips Menemukan Biskuit Halal di Jepang

(https://int.japanesetaste.com/)

Sebenarnya, menemukan biskuit halal di Jepang bukan perkara sulit, selama kamu tekun dan teliti saat mencari. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat memudahkan kamu menemukan biskuit halal di Jepang: 

1. Gunakan aplikasi pemindai bahan halal

Kamu bisa menggunakan aplikasi khusus untuk memeriksa status halal dari suatu produk. Aplikasi seperti Halal Navi atau Scan Halal sangat membantu untuk mengecek status kehalalan produk, termasuk biskuit yang hendak kamu beli saat di Jepang. 

Cukup arahkan kamera ponsel ke daftar bahan di kemasan, aplikasi akan memberi tahu apakah produk tersebut aman atau perlu dihindari. Dengan begitu, kamu bisa lebih yakin saat membeli berbagai produk halal di Jepang. 

2. Belanja di toko yang ramah Muslim

(https://japantravel.navitime.com/)

Ada beberapa toko di Jepang yang ramah Muslim karena menyediakan pilihan makanan halal atau Muslim-friendly. Contohnya: 

  • Gyomu Super. Toko ini memiliki banyak produk impor bersertifikat halal.
  • Kaldi Coffee Farm. Meskipun fokus pada produk internasional, beberapa biskuit impor di sini memiliki label halal.
  • Halal Mart . Toko ini memang khusus menjual produk halal, termasuk biskuit impor dan lokal.
  • Amazon Japan. Toko ini memudahkan pencarian produk halal dengan filter dan kata kunci tertentu.

3. Cari label “Vegetarian” atau “Plant-Based”

Selain yang sudah memiliki sertifikat halal, kamu juga bisa membeli biskuit dengan label “vegetarian” atau “plant-based”. Biasanya, biskuit dengan label ini bebas dari bahan-bahan hewani. 

Tapi, jangan lupa juga untuk memastikan apakah ada bahan atau perisa yang mengandung alkohol pada produk yang hendak kamu beli. 

4. Periksa label kemasan secara teliti

(https://fooddiversity.today/)

Saat memeriksa label kemasan, lakukan dengan teliti. Selalu hindari bahan-bahan seperti lard, tallow, animal shortening, atau gelatin yang tidak dijelaskan sumbernya. Pasalnya bahan-bahan tersebut tergolong non-halal sehingga tidak boleh dikonsumsi oleh Muslim. 

5. Bawa daftar istilah bahan dalam bahasa Jepang

Tidak sedikit produk makanan di Jepang yang tidak dilengkapi dengan bahasa Inggris. Sementara itu, tidak semua turis yang bepergian ke Jepang memahami bahasa Jepang. Oleh sebab itu, untuk menyiasatinya, kamu bisa menyatat beberapa bahan-bahan non-halal dalam bahasa Jepang. 

Tujuannya, agar saat kamu hendak memeriksa label pada produk biskuit yang hendak kamu beli, kamu bisa memastikan terlebih dahulu apakah produk itu halal untuk dibeli atau tidak. 

Produk yang Harus Diwaspadai

Tidak semua biskuit di Jepang aman dikonsumsi oleh wisatawan Muslim. Beberapa jenis produk cenderung mengandung bahan yang tidak halal, sehingga perlu diwaspadai sebelum membeli:

1. Biskuit dengan kandungan gelatin

Gelatin sering digunakan sebagai pengikat atau pemberi tekstur pada isi krim atau lapisan biskuit. Di Jepang, gelatin biasanya berasal dari babi (porcine gelatin) atau sapi yang tidak disembelih sesuai syariat.

2. Produk yang mengandung alkohol

Beberapa biskuit menggunakan alkohol sebagai pelarut perisa (flavoring) atau pengawet. Meski kadarnya kecil, bagi konsumen Muslim tetap perlu dihindari. Periksa bahan seperti alcohol, mirin, atau sake extract di daftar komposisi.

3. Biskuit dengan shortening babi atau lemak hewani

Istilah yang sering muncul di kemasan antara lain “ラード” (lard), “動物性油脂” (animal fat), atau “ショートニング” (shortening) tanpa keterangan sumbernya. Hindari produk-produk dengan kandungan bahan-bahan tersebut, khususnya jika tidak ada label halal atau vegetarian.

4. Biskuit isi krim, wafer, dan cookies dari convenience store

Produk siap makan di toko seperti 7-Eleven, Lawson, atau FamilyMart di Jepang sering menggunakan emulsifier, gelatin, atau shortening hewani dalam krimnya. Meskipun kemasannya menarik dan rasanya lezat, sebagian besar belum bersertifikat halal.

5. Produk musiman atau edisi terbatas tanpa label jelas

Jepang terkenal dengan produk musiman seperti rasa sakura, chestnut, atau matcha edisi khusus. Namun, varian ini sering memanfaatkan bahan tambahan yang belum tentu halal, sehingga wajib diperiksa dengan teliti.

Menikmati lezatnya biskuit Jepang sebagai oleh-oleh tetap memungkinkan bagi wisatawan Muslim, asalkan kita cermat memilih dan memeriksa bahan pada kemasan. Jangan terburu-buru membeli hanya karena kemasannya menarik atau rasanya unik. Pastikan status halal atau setidaknya pastikan semua bahan yang digunakan aman dikonsumsi sesuai prinsip Islam.

Kewaspadaan ini bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga membantu menjaga kepercayaan keluarga dan teman yang akan menerima oleh-oleh tersebut. Yuk, saling berbagi informasi ini kepada sesama Muslim traveler, baik melalui media sosial, grup komunitas, atau percakapan sehari-hari, agar semakin banyak yang bisa menikmati perjalanan di Jepang dengan tenang dan nyaman.